Tulus: "Untuk Mengapresiasi, Tak Perlu Memperhitungkan Musisi Major Label atau Independen"

Tulus: "Untuk Mengapresiasi, Tak Perlu Memperhitungkan Musisi Major Label atau Independen" - Penyanyi asal Bandung tersebut berhasil meraih trofi terbanyak di AMI Awards 2015.

Penyanyi muda berbakat yang tengah mengkilap namanya belakangan ini, Tulus, berhasil meraih trofi terbanyak dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2015 yang diselenggarakan pada Selasa (22/9) di Ecovention, Ancol, Jakarta. Walau mendapat kemenangan besar dengan lima trofi, Tulus berhalangan karena harus tampil live di Trans TV bersama Trio Lestari.



Ditemui saat jumpa pers untuk konser Dua Ruang pada Rabu (23/9) di Jakarta, Tulus mengatakan bahwa sangat bersyukur karya-karyanya bisa mendapatkan apresiasi dari AMI Awards.

“Saya kemarin nggak bisa bilang langsung tapi saya mengucapkan terima kasih untuk semua juri dan tim di balik Anugerah Musik Indonesia untuk apresiasinya. Karena apresiasi yang teman-teman AMI berikan kepada saya dan semua pihak yang terlibat di perjalanan musik ini jadi merasa sangat dihargai sekali. Dan ini sesuatu sekali buat kami. Sesuatu untuk tambah semangat lagi, kami bertambah bebannya untuk jangan sampai sedikit pun untuk main-main dan tambah serius lagi berkaryanya; menjadi lebih baik atau sama setidaknya (kualitasnya),” ungkap Tulus.

Meraih lima trofi, Tulus yang bermusik di jalur independen berhasil mengalahkan band dan musisi yang dipayungi oleh label rekaman besar. Menanggapi hal tersebut, Tulus berharap apresiasi di suatu penghargaan tidak lagi membedakan musisi yang berasal dari major label maupun independen.

“Mungkin kalau saat ini saya masih di tahapan bersyukur banget bisa dapat AMI Awards, nggak kepikiran sih jadi yang independen sendiri atau sebagainya. Karena buat saya sederhananya aja sih; musik ya musik aja. Kalau misalnya kita bikin sesuatu yang mendapatkan apresiasi dari orang, tidak perlu memperhitungkan dia dari major label atau independen. Musik ya musik. Kalau misalkan dapat penghargaan ya sudah. Mendapatkan penghargaan ini membuat kami sebagai musisi merasa dihargai,” ujarnya.

Ari Renaldi – sosok yang memproduseri dua album Tulus – yang hadir bersama Tulus, juga mengungkapkan apresiasi terhadap gelaran AMI Awards tahun ini. Menurutnya, Tulus sebagai musisi yang berada di jalur independen saat ini sudah berhasil masuk ke dalam dunia musik arus utama.

“Kalau melihat apa yang sudah diraih oleh Tulus saat ini, seharusnya Anugerah Musik Indonesia tidak lagi melihat musik munculnya dari mana, kebetulan Tulus itu artis indie. Tapi kebetulan mungkin orang asumsi kalau indie di situ scope-nya lebih terbatas, tapi ternyata yang satu ini mungkin bisa masuk ke mainstream meskipun tetap dengan status indie. Rasanya sih mungkin dengan begini AMI Awards memang anugerah musik untuk Indonesia, bukan untuk pihak label (rekaman besar) atau pihak sponsor,” ujar Ari.(Musik Tulus)

Tulus Merilis Single ‘Sepatu’ dalam Bahasa Jepang

Tulus Merilis Single ‘Sepatu’ dalam Bahasa Jepang - Berjudul ‘Kutsu’, lagu tersebut baru bisa didapatkan melalui iTunes Jepang.


Penyanyi berbakat asal Bandung, Tulus, telah resmi melepas single “Sepatu” dalam bahasa Jepang  pada Sabtu (10/10) kemarin. Lagu berjudul “Kutsu” tersebut saat ini baru bisa didapatkan melalui iTunes Jepang. Sedangkan pendengar di negara lain selain Jepang bisa memesan lagu tersebut melalui sistem pra-pesan.

Menurut keterangan rilis pers yang diterima Rolling Stone, label rekaman Tulus yang bernama Tulus Co. menjelaskan bahwa cerita unik yang membingkai lagu “Sepatu” dirasa tepat sebagai pembuka langkah musik Tulus berikutnya. Lagu “Sepatu” diterjemahkan oleh penerjemah profesional bernama Hiroaki Kato, seniman asal Jepang yang tinggal di Indonesia.

Jepang dan Indonesia yang memiliki keterkaitan kuat dalam sisi sejarah, ekonomi, dan budaya juga menjadi alasan Tulus Co untuk merilis single di negara berjuluk Matahari Terbit tersebut.

“Potensi pasar serta keterbukaan bangsa Jepang pada karya seni modern, khususnya pada bangsa Asia lainnya, membuat Tulus Co. memilih Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi kami masuki lewat karya kreatif Tulus dengan lagu perdana, ‘Kutsu’,” tulis Tulus mereka.

Bertepatan dengan dirilisnya single “Katsu”, penyanyi yang sudah merilis dua album penuh ini juga tampil di festival Hamazo yang ke-10 yang diselenggarakan di Kota Hamamatsu, Shizuoka, Jepang.

Sementara itu pada gelaran AMI Awards 2015, Tulus berhasil meraih lima trofi dan mengalahkan band dan musisi yang dipayungi oleh label rekaman besar. Menanggapi hal tersebut, Tulus berharap apresiasi di suatu penghargaan tidak lagi membedakan musisi yang berasal dari major label maupun independen.

“Mungkin kalau saat ini saya masih di tahapan bersyukur banget bisa dapat AMI Awards, nggak kepikiran sih jadi yang independen sendiri atau sebagainya. Karena buat saya sederhananya aja sih; musik ya musik aja. Kalau misalnya kita bikin sesuatu yang mendapatkan apresiasi dari orang, tidak perlu memperhitungkan dia dari major label atau independen. Musik ya musik. Kalau misalkan dapat penghargaan ya sudah. Mendapatkan penghargaan ini membuat kami sebagai musisi merasa dihargai,” ujarnya.(Musik Tulus)

Konser Kolaborasi Ari Lasso dan Tulus, 'Dua Ruang'

Konser Kolaborasi Ari Lasso dan Tulus, 'Dua Ruang' - Bertajuk 'Dua Ruang', konser ini mempertemukan dua penyanyi berbeda generasi. 'Dua Ruang', konser yang mempertemukan Ari Lasso dan Tulus, telah digelar pada Minggu (4/10) malam di Istora Senayan, Jakarta.









Selain membawakan lagu-lagu milik sendiri, di akhir konser Ari Lasso dan Tulus tampil bersama. Konser yang diiringi White Orchestra pimpinan Asri Dewi Lestari ini juga menampilkan bassist Dewa 19, Yuke Sampurna, sebagai bintang tamu spesial.(Musik Tulus)

Muhammad Tulus Arsitek Bersuara Emas

Muhammad Tulus Arsitek Bersuara Emas - Sekilas, lagunya terdengar seperti lagu-lagu pop pada umumnya, namun dibawakan dalam komposisi jazz yang lembut dan ‘bergizi’. Lagu berjudul Sewindu ini berhasil menduduki top chart dan diputar di radio. Pelantun lagu dari album berjudul Tulus yang baru diluncurkan September lalu ini adalah Muhammad Tulus.


Debut pria yang pernah bekerja sebagai arsitek di Bandung ini adalah sebuah pembuktian dari kecintaannya pada musik sejak kecil. Di album yang ia rilis secara indie lewat label Musik Tulus dengan distributor Demajors ini  memang murni karyanya sendiri, dari lirik hingga musik.

Kenapa ia tak bergabung dengan label besar? “Label sendiri ataupun label besar, bagi saya sama saja, yang penting kontennya. Kalau ada cara dan kesempatan lebih cepat untuk membuat album sendiri, kenapa tidak? Lagi pula, karya juga dari saya sendiri. Praktis, biaya termahal hanya untuk proses rekaman,” ungkap Tulus. Ia lalu mengajak Ari Renaldi, pemilik studio tempat dia pernah merekam demo, untuk menjadi produser albumnya, dengan produser eksekutif Riri Muktamar yang juga kakak kandungnya.

Uniknya, Tulus yang punya kepekaan tinggi pada musik ini mengakui dirinya tak menguasai instrumen alat musik apa pun. Tidak pernah kursus instrumen musik dan kursus vokal, dari mana talenta musik diperolehnya?  “Banyak mendengar lagu,” jawabnya. Ia menambahkan, “Saya suka menulis esai, lalu saya corat-coret hingga menjadi sebuah lagu. Setiap kali selesai satu lagu,   saya akan menemui orang untuk memainkan gitar atau piano,” ujar Tulus, yang mengatakan, hingga sekarang.sudah ada 60 ‘draf’ lagu yang diciptakannya

Mengenai musiknya, Tulus enggan menyebutnya jazz. “Saya lebih senang menyebutnya eklektik,” kata Tulus, yang punya referensi beragam genre musik. “Sama seperti orang yang banyak membaca buku, kalau ditanya buku apa yang paling favorit, susah menjawabnya.”

Sejak kecil, ia hobi mengoleksi kaset. “Uang jajan saya simpan, setiap akhir minggu saya gunakan untuk membeli kaset. Kalau ke toko kaset, tidak pernah berencana mau beli yang mana, semua maunya diambil,” kenang Tulus, tentang kegemarannya berburu kaset, meski ibunya dulu punya toko kaset.

Ketika kuliah, Tulus sudah sering membawakan lagu-lagu standar jazz di Klab Jazz Bandung. Tapi, ia tak pernah menyangka, albumnya akan mendapat sambutan seperti sekarang.

Pada saat acara peluncuran albumnya yang digelar di Centre Culturel Francaise, Bandung, Tulus sempat tak yakin ada orang yang mau datang menontonnya. Tiket yang dijual sebanyak 350, ternyata ludes. “Saya pikir hanya akan ada 5 atau 10 orang yang datang. Tak disangka ratusan.” Tulus menambahkan, “Yang paling enak adalah bisa mendapatkan uang dari apa yang kita senangi. Itu adalah strata tertinggi karier impian,” ujarnya.(Musik Tulus)

Album Gajah (2014)

Album Gajah (2014)



1 Baru
2 Bumerang
3 Sepatu
4 Bunga Tidur
5 Tanggal Merah
6 Gajah
7 Lagu Untuk Matahari
8 Satu Hari Di Bulan Juni
9 Jangan Cintai Aku Apa Adanya (Musik Tulus)

Album Tulus (2011)

Album Tulus (2011)



1. "Merdu Untukmu" (Intro)
2. "Teman Pesta"
3. "Kisah Sebentar"
4. "Sewindu"
5. "Diorama" (Studio Live)
6. "Tuan Nona Kesepian"
7. "Jatuh Cinta"
8. "Teman Hidup"
9. "Sewindu" (Rhodes version) Tulus, Razis Henry
10. "Merdu Untukmu" (Outro) (Musik Tulus)

Biografi Singkat Tulus

Biografi Singkat Tulus - Muhammad Tulus Rusydi (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia, 20 Agustus 1987; umur 26 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu berkebangsaan Indonesia yang berdomisili di Bandung.


Selain itu, pria berdarah Minangkabau ini juga berprofesi sebagai seorang arsitek setelah menamatkan studinya di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Biografi Singkat Tulus

Bernyanyi sejak kecil, Tulus mulai dikenal ketika dia mulai sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam Sikuai Band.

Album perdananya, Tulus, yang diproduseri oleh Ari Renaldi, dan diedarkan oleh Demajors, dirilis oleh perusahaan rekamannya sendiri, Tulus Record pada bulan September tahun 2011, dimana dia sendiri beserta kakak kandungnya, Riri Muktamar Rusydi bertindak sebagai produser eksekutif. Lagu-lagunya seperti Sewindu, Teman Hidup, Kisah Sebentar, Tuan Nona Kesepian, dan Jatuh Cinta, merajai chart-chart di radio-radio di seluruh Indonesia.

Majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor's Choice: Rookie of The Year tahun 2013. Selain itu album perdananya pernah menduduki peringkat pertama chart Rolling Stone pada Januari dan Februari 2012.

Teman Hidup sempat menduduki peringkat ke-1 deretan K-20 Kompas TV.

Tulus kerap kali mengadakan konser tunggal untuk memuaskan para penggemarnya. Konser pertamanya diadakan di Auditorium Centre Culturel Francais (sekarang IFI) Bandung yang bertajuk 'An Introduction: Tulus' pada tanggal 28 September 2011, kemudian konser 'Beyond Sincere' di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012, dan terakhir adalah konser tunggal bertajuk 'Konser Diorama' pada tanggal 9 Mei 2013 di Teater Tertutup Dago Tea House, Bandung.

Pada pergelaran Jakarta International Java Jazz Festival 2013 di Jakarta, Tulus menjadi salah satu pendatang baru yang paling diminati penonton. Di ajang tersebut, Tulus juga berkolaborasi dengan Raisa, dimana mereka menyanyikan lagu Teman Hidup dan A Whole New World.

Akhir Juni 2013, RAN berkolaborasi dengan Tulus. Mereka meluncurkan satu single, Kita Bisa.

Akhir Agustus 2013, Tulus mengeluarkan single Sepatu dalam bentuk digital download yang dapat diunduh melalui iTunes, dan menjadi salah satu single yang menempati posisi atas chart iTunes Indonesia, selain Teman Hidup dan Sewindu. (Musik Tulus)